PEMASARAN DIGITAL SOLUSI DI KALA PANDEMI COVID-19
Syntya Ayu Ananda
Di masa
pandemi seperti ini banyak sekali para pelaku usaha salah satunya pelaku UMKM
dan pedagang pasar tradisional terancam gulung tikar karena para masyarakat
dituntut untuk lebih sensitif terhadap barang lokal yang dijual bebas di
lingkungan sekitar mereka. Terlebih jika jenis barang yang dijual seperti
makanan dan barang handmade lainnya.
Kekhawatiran
masyarakat tentang jenis barang tersebut sejatinya bisa di ubah dengan
melakukan promosi kepada masyarakat dan mencoba untuk meyakinkan bahwa produk
yang dijual tersebut sudah dijamin kebersihan dan sterilisasi produknya.
Promosi ini
memunculkan banyak pro-kontra di kalangan masyarakat, banyak dari masyarakat
bertanya-tanya, “bagaimana produk kami bisa melakukan promosi
dan menginformasikan kepada calon pembeli bahwa produk kami sudah steril,
padahal para pembeli saja dituntut untuk dirumah saja dan jaga jarak, jadi
kamipun tidak bisa beroperasi seperti sediakala.” untuk
menjawab pertanyaan seperti ini yang berdesis luas di kalangan masyarakat
pemerintah Indonesia tak hanya diam saja. Kabarnya Menteri Perdagangan
mengatakan bahwa penerapan strategi baru dalam pemasaran produk di saat pandemi
Covid-19 ini sangatlah dibutuhkan. Strategi pemasaran dalam hal ini harus
beralih ke “GO DIGITAL” dengan memanfaatkan
teknologi yang telah berkembang pesat saat ini. “Sehingga memastikan bahwa bisnis perusahaan dapat dijangkau secara
daring dan memberikan jaminan keamanan bagi masyarakat," ujar Menteri
Perdagangan Agus Suparmanto mengikuti Pertemuan Para Menteri Ekonomi ASEAN
ke-52 secara virtual di Kantor Kementerian Perdagangan (Kompas.com, 26 Oktober
2020)
Tak hanya dari
segi penjual atau pemilik usaha saja yang harus mengubah sistem pemasaran ini.
Mereka tetap didukung dan dibantu oleh pihak-pihak yang memiliki keterkaitan
dengan pemerintahan serta memiliki relasi yang luas terhadap masyarakat di
dalam negeri maupun diluar negeri. Seperti yang digalakan Gubernur Jawa Tengah,
Ganjar Pranowo mulai menerapkan promosi berbasis pemasaran GO
DIGITAL ini dengan menginisiasi lapak UMKM melalui akun sosial
media miliknya.Lewat Instagram pribadi
miliknya Ganjar Pranowo me-repost lapak dagangan pelaku
UMKM di Jawa Tengah. Melalui tagar #LapakGanjar dengan harapan
menyokong dan membantu para pelaku usaha mencapai target pemasarannya. Meskipun memiliki prospek yang cukup bagus
dan potensi menyokong kemajuan yang besar, proses digitalisasi UMKM di
Indonesia masih menghadapi berbagai masalah. Hal ini dikarenakan karakteristik
UMKM di Indonesia masih sangat sedikit untuk mengembangkan pemasaran digital
yang bersifat berjejaring dan menggunakan teknologi yang canggih. Terlebih
kepada para pelaku UMKM yang masih berada dalam lingkup pedesaan dan terbatas
oleh ilmu pengetahuan teknologi.
Dari berbagai
dinamika digitalisasi pelaku usaha di atas tak menghambat daya kerja yang
dihasilkan dengan basis digital. Mengingat banyak nya potensi yang dihasilkan
sebagai upaya mengembalikan pendapatan yang hampir tandus saat pandemi
Covid-19. Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk mempermudah proses pelaku
usaha di Indonesia melakukan digitalisasi produk yang mereka pasarkan, contoh;
dengan memanfaatkan platfrom digital yang telah disediakan, seperti; malakukan
promosi melalui aplikasi yang baru-baru ini viral yaitu TikTok. Dilansir dari Kompas.com
(13 Juli 2020) aplikasi TikTok mendukung UMKM Indonesia dengan meluncurkan platfrom Self-serve
TikTok for Business yang dapat digunakan pelaku usaha dalam
segala macam ukuran dalam bidang periklanan dan promosi.
Tak hanya
TikTok saja, aplikasi Instagram juga mengembangkan kinerjanya dengan
menambahkan halaman untuk berbisnis dan promosi. Hal ini tentu disambut baik
dikalangan penggunanya. Terlebih Instagram merupakan salah satu dari aplikasi
yang banyak digunakan masyarakat setelah Whatsapp dan Facebook. Dengan
merambahnya para pelaku UMKM ke dalam dunia bisnis digital, diharapkan tetap
menambah dan mendukung pendapatan pokok mereka meskipun berada dalam pandemi
Covid-19.
Selain sosial
media tersebut di atas, pemasaran Go Digital di Indonesia juga mulai
memasuki puncaknya yang kini tengah marah belanja melalui e-commerce.
Seperti data yang diungkap oleh Databoks.katadata.co.id Indonesia tercatat
sebagai pengguna e-commerce tertinggi di dunia dengan rincian sebanyak 88,1% pengguna
internet di Indonesia memakai layanan e-commerce untuk membeli produk tertentu dalam beberapa bulan terakhir. Persentase
tersebut merupakan yang tertinggi di dunia dalam hasil survei We Are Social pada
April 2021. Nah dengan banyaknya minat masyarakat Indoneaia terhadap penggunaan
e-commerce ini bisa membantu penarikan pelanggan bagi UMKM dengan mulai
mengubah strategi pemasaran mereka melalui basic digital, seperti
melakukan pemasaran dan penjualan produk pada e-commerce dalam negeri,
misal Tokopedia, Shopee, Lazada, Bukalapak dan lain sebagainya. Tak hanya itu
jika para UMKM mulai giat dan gencar bisa juga merambah dunia pemasaran
internasional melalui platform Amazon dan lan sebagainya. Dengan
demikian diharapkan para pelaku UMKM di IIndonesia dapat terus berkembang meskipun
dalam kondisi perekonomian yang tidak stabil karena pandemi Covid-19.
Posting Komentar