Doc. Aiz |
almaslahah.org – Ruang Amphitheater Gedung Twin Towers UIN Sunan Ampel Surabaya dipenuhi para mahasiswa dalam rangka menghadiri seminar nasional yang diadakan oleh Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UINSA. Seminar tersebut mengangkat tema “Peluang dan Tantangan Bisnis di Era Digital Disruption”. Kegiatan ini dilaksanakan pada Selasa, 17 April 2018.
Seiring berkembangnya zaman, perkembangan teknologi juga semakin canggih. Tak luput juga, perekonomian Indonesia. Muda ini banyak bermunculan bisnis-bisnis berbasis media sosial (medsos). Penjual tak perlu bersusah-payah berkeliling untuk menjual produknya, cukup mengunggah produknya di medsos, penjual bisa bertemu pembelinya secara online. “Kini semua bisa lewat internet. Cuma jasa yang tidak bisa. Misalnya massage, tukang pijatnya tetap datang.” ungkap Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur, Ahmad Johansyah, sebagai pembicara dalam seminar.
Menurut Difi, berbisnislah dari hal yang Anda sukai, agar bisa bekerja sepenuh hati. Mulailah bisnis yang abu-abu. Maksud abu-abu adalah pemerintah belum menetapkan aturan mengenai bisnis tersebut. Difi percaya, minat masyarakat pasti besar. Pengasuh Pondok Pesantren Mukmin Mandiri Sidoarjo, Muhammad Zakki, menambahkan, bisnis yang baik adalah bisnis yang berbasis TIK dan broadband. Zakki bertutur, “Pengusaha itu harus bisa speed operation. Harus bisa mengambil keputusan dengan cepat.” Kedua pembicara berpesan, bagi pengusaha pemula, harus melakukan ATM (amati, tiru, dan modifikasi). Selain itu, pengusaha harus kreatif dalam mengembangkan usahanya. Pengembangan kreativitas bisa didapat apabila pengusaha tersebut banyak membaca. Terutama membaca peluang. (Bgkt/Frs)
Posting Komentar